Postingan

Menampilkan postingan dari September 5, 2010

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

Judul di atas dan keseluruhan tulisan ini merupakan respons saya atas pertanyaan yang sering saya dapatkan ketika mengajar di kelas atau lewat email yang masuk. Kedua istilah itu--inti kalimat dan kalimat inti--sering dianggap sama dan ada pula yang menganggap berbeda. Menurut saya, secara istilah, kedua hal tersebut berbeda. Akan tetapi, dalam kaitannya dengan soal-soal tes (terutama tipe soal ujian masuk PTN, seperti SNMPTN, UM UGM, Simak UI, UMB, kedua istilah itu dapat dipersamakan. Inti kalimat adalah unsur-unsur inti di dalam sebuah kalimat, yaitu suatu unsur yang wajib ada dalam sebuah struktur kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki subjek dan predikat. Jadi, inti kalimat adalah SUBJEK dan PREDIKAT. Selain itu, bisa juga OBJEK, tapi dengan syarat kalimat itu kalimat aktif transitif. Unsur yang bukan inti adalah KETERANGAN. Sebaliknya, kalimat inti adalah satu jenis kalimat yang memiliki syarat (1) terdiri atas inti-inti kalimat, (2)inti-inti kalimat itu pun harus merupakan sebua

Kalimat baku/Kalimat standar cont. 2

Yang juga perlu diperhatikan dalam penyusunan kalimat baku adalah bentuk kalimat pasif. Dalam bahasa Indonesia, dikenal dua bentuk pasif. Bentuk pertama adalah kalimat pasif yang proses pembentukannya dengan mengubah bentuk verba aktif berawalan me- menjadi verba berawalan di-, yang diikuti juga dengan perubahan posisi subjek kalimatnya. Contoh: Ayah sedang membaca koran. (Kalimat aktif transitif) Pemasifan dapat dilakukan dengan cara: 1. ubah posisi objek menjadi subjek, dan sebaliknya sehingga kalimat menjadi Koran sedang membaca ayah. -->proses belum selesai, dilanjutkan dengan 2. ubah verba berawalan me- menjadi berawalan di-: membaca-->dibaca; kalimat menjadi Koran sedang dibaca ayah. (Kata depan oleh dalam kalimat di atas mana suka) Namun, aturan tersebut tidak berlaku apabila subjek kalimat aktifnya berupa kata ganti orang kesatu atau orang kedua baik tunggal maupun jamak. Contoh kata ganti orang kesatu: aku, saya, kita, dan kami; contoh orang kedua: kamu, engkau

kalimat baku/kalimat standar cont. 1

syarat kedua, kebakuan kalimat dilihat dari kelengakapan kalimat. Sebuah kalimat lengkap adalah kalimat yang memenuhi kehadiran subjek dan predikat secara bersamaan. Itu syarat kelengkapan kalimat yang pertama, syarat lainnya adalah kehadiran objek mutlak ada jika kalimat tersebut berpredikat verba transitif. Berikut contoh-contoh kalimat tidak baku. Dalam pertemuan tingkat tinggi itu membicarakan perkembangan terbaru keamanan di Timut Tengah. Ketidakbakuan kalimat tersebut disebabkan subjek kalimat tidak hadir. Unsur yang ada adalah K=Dalam pertemuan tingkat tinggi itu; P=membicarakan; O=perkembangan terbaru keamanan di Timur Tengah. Peristiwa yang terjadi di kampungku itu sebab penduduk lalai menjaga keamanan. Kalimat di atas juga tidak baku, penyebabnya adalah P tidak hadir. Unsur yang ada pada kalimat tersebut adalah S=peristiwa yang terjadi di kampungku itu; K=sebab penduduk lalai menjaga keamanan. Artikel yang ditulisnya membicarakan tentang kenakalan remaja. Kalimat di atas juga