Postingan

Menampilkan postingan dari November 30, 2008

Pulang Kampung

(1) Rumah itu mewah dan megah. Berada di satu kompleks perumahan elite di ibukota. Harga rumah-rumah di situ em-eman. Sebuah simbol prestise tinggi bagi penghuninya dengan tinggal di situ. Jumlah rumah di kompleks itu hanya lima buah. Konon pemilik-pemiliknya ada menteri, direktur utama dari BUMN yang produknya merupakan hajat hidup orang banyak, konglomerat yang perusahaannya banyak yang sudah go public, seorang jenderal, dan anggota DPR yang sudah tiga periode terpilih duduk menjadi wakil rakyat di Senayan sana. Jadi, yang tinggal di sana bukan orang sembarangan. Mereka adalah sebagian tokoh nasional negeri ini yang sering muncul di media massa menanggapi atau memberikan komentar terhadap sebuah kebijakan pemerintah. Di tangan mereka mungkin nasib-nasib kita ditentukan. Namun, yang tidur dan merawat rumah-rumah di sana setiap harinya adalah pembantu-pembantu mereka yang jumlahnya lebih dari tiga orang, sedangkan pemilik rumahnya sendiri entah di mana mereka tinggal setiap harinya. Se

Itu memang namaku!

(1) Aku sedang menatap sebuah potret. Potret ayahku. Di potret itu ayah sedang duduk di sebuah kursi pengantin. Ayah memakai jas, tanpa dasi, seperti yang biasa dilakukan laki-laki di kampungku saat sedang menikah. Yang luar biasa dari potret itu adalah tampak ayah seolah-olah sedang memeluk seorang wanita. Tangan kanannya melingkar ke belakang kursi pengantin, sedangkan tangan kirinya memegang bunga mawar merah. Tangan yang memegang bunga mawar itu pun seolah sedang menggenggam tangan lainnya yang terlebih dahulu memegang tangkai bunga ros itu. Dalam potret itu terlihat ayah tersenyum sangat bahagia. Senyum seorang laki-laki yang berhasil menikahi gadis pujaan hatinya. Kata ayah, potret itu adalah potret pernikahannya dengan seorang wanita yang paling dicintainya. Tapi, semua orang di keluargaku juga tahu bahwa pernikahan itu tidak pernah terjadi. Sebab, gadis yang dicintai ayah itu meninggalkan ayah tanpa ayah tahu sebabnya. Sejak itu, kata nenek, ayah sering bertindak aneh-aneh, mac