Postingan

Menampilkan postingan dari November 7, 2010

Kalimat Baku: Hindari Keambiguan

Ambigu, taksa, dan ambivalensi sebenarnya sama (saya sudah membahas pada posting yang lalu). Ambigu terjadi pada satuan bahasa sekurang-kurangnya frasa. Jadi, ambigu itu bisa terjadi pada klausa, kalimat, bahkan paragraf (jika tidak memiliki judul) Frasa topi raja yang besar bermakna ambigu. Dalam frasa itu, siapa atau apa yang besar? Apakah mengacu kepada raja ataukahh kepada topi? Dalam kelas, saya sering menyampaikan penyebab keambiguan sebuah frasa, dua di antaranya adalah pemakaian konjungsi yang dan penggunaan kata penggolong, seperti buah, ekor, orang, atau penyebut nama barang sebagai kata penggolong. Contoh keambiguan di atas adalah disebabkan pemakaian kata yang . Contoh penggunaan kata penggolong, misalnya, dalam kalimat "Ibu membeli tiga ekor sapi". Ekor-nya ataukah sapinya yang dibeli ibu? Menurut EYD, ketidakambiguan dapat dihindari dengan menggunakan tanda hubung (-). Frasa topi raja yang besar agar lebih jelas dapat diberi tanda hubung, seperti di bawah ini