Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 21, 2011

sms-an atau bbm-an yang salah

OK, nanti kita SMS-an ya! Ah, enaknya BBM-an! Anda pernah mendengar kalimat seperti itu? Atau, mungkin Anda pernah mempergunakan kalimat seperti itu? Sepintas tidak ada kata yang salah pada kalimat tersebut. Saya tekankankata, bukan kalimat sebab secara struktur, kedua kalimat di atas tidak memenuhi aspek kebakuan kalimat. Pada kalimat tersebut, bentukan SMS-an dan BBM-an dipakai untuk menyatakan makna 'saling' atau 'resiprok' atau 'berbalasan'. Apakah betul?

mempercayai tidak pakai p

Ini soal seluk-beluk pembentukan kata. Ilmunya merupakan cabang dari linguistik, yaitu morfologi. Membentuk kata perkara gampang alias mudah sebab kita sudahterlatih sejak kecil untuk bercakap-cakap atau berkalimat-kalimat sehingga terus-menerus memproduksi kata. Namun, perkaranya jadi lain, kalau bentukan kata yang kita buat itu keliru, tidak beraturan atau tidak sesuai dengan kaidah lazimnya pembentukan kata, maka kata-kata yang kita buat salah. Persoalannya adalah jika kita menjadi pejabat lalu bentukan kata yang kita buat itu ditiru banyak orang maka kita akan mengacaukan prooses pembakuan bahasa yang dilakukan oleh orang-orang pintar yang bertahta di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Nah, akhirnya bahasa kita tidak punya kata-kata baku sehingga sulit untuk menjadi bahasa keilmuan.

mengapa koma di sana

Saat saya sedang menyiapkan powerpoint untuk pelajaran di kelas saya, seorang rekan guru terdengar berkata, "Selalu...selalu saja, sudah diberi tahu jangan koma di sana, eh, tetap saja koma di sana!" "Siapa, Pak?" tanya saya. "Anak-anak," jawabnya. "Banyak anak-anak yang koma, Pak?" "Bukan...bukan anak-anak yang koma. Anak-anak selalu salah meletakkan tanda baca koma." "O, begitu. Memang, kalimatnya bagaimana?" "Saya bilang pakailah tanda koma sesuai dengan intonasi baca. Bukan begitu, Pak?" tanya Pak Guru itu. Saya tersenyum. "Lho, jadi pernyataan saya salah, Pak?" Seolah dia tahu maksud senyum saya. "Yang saya ketahui, Pak, di ejaan kita, tidak ada penjelasan pemakaian tanda baca koma harus mengikuti intonasi baca kita dalam kalimat," terang saya. "Nah, nah, guruku dulu salah dong." "Kalau guru tidak salah, Pak. Biasanya, mereka hanya khilaf." "Ya, ya, say