Kapan luluhnya?

Peluluhan atau nasalisasi merupakan salah satu proses morfologis. Proses morfologis adalah proses-proses yang bersangkut paut dengan pembentukan sebuah kata. Dalam pembentukan sebuah kata, bahan dasarnya adalah satuan bentuk terkecil yang memiliki makna, biasanya dikenal dengan sebutan morfem. Ada dua jenis morfem, yaitu morfem bebas (berupa kata dasar) dan morfem terikat (berupa imbuham). Nah, penggabungan antara morfem terikat (sebuah imbuhan) dengan kata dasar pada kasus tertentu akan menyebabkan terjadonya proses peluluhan.

Imbuhan yang terkena proses ini adalah me- (meN-, meng-) dan pe- (peN-, peng-). Imbuhan lain tidak terkena proses ini.
Kata dasar yang terkena proses ini adalah kata dasar yang diawali /k/, /t/, /s/, dan /p/.
Jadi, me- dilekatkan pada kirim menjadi mengirim, /k/ diubah menjadi /ng/
me- dilekatkan pada tulis menjadi menulis, /t/ diubah menjadi /n/
me- dilekatkan pada sapu menjadi menyapu, /s/ diubah menjadi /ny/
me- dilekatkan pada putar menjadi memutar, /p/ diubah menjadi /m/
Akan tetapi, jika me- dilekatkan pada kata dasar yang diawali /pr-/, /kr-/, atau /tr-/ tidak terjadi proses nasalisasi.
Contoh:
me- + proses menjadi memproses
me- + traktir menjadi mentraktir
me- + kritik menjadi mengkritik

semoga bermanfaat...

Komentar

  1. ass....
    kang mohon bantuannya untuk peluluhan konsonan ganda pada kata proses dan produksi.
    dalam KBBI, pe + proses + an --> pemrosesan.
    bagaimanakan gejala tersebut timbul. mohon penjelasannnya.

    BalasHapus
  2. mungkin ini bisa membantu>............
    Salah satu hal yang sering membingungkan dalam bahasa Indonesia adalah peluluhan fonem dalam pembentukan kata berimbuhan meng- dan peng-. Mana yang benar: mengkritik atau mengritik? memesona atau mempesona? mensyaratkan atau menyaratkan? mentraktir atau menraktir? penahapan atau pentahapan? pemroses atau pemproses? Cara termudah untuk mengetahui mana yang benar adalah dengan membuka KBBI. Tentu saja cara ini tidak praktis karena tidak setiap saat rujukan itu tersedia meskipun versi daringnya sudah ada.

    Walaupun tidak dapat dimungkiri bahwa bahasa bukan ilmu pasti, ada pola-pola tertentu dari suatu aturan bahasa. Pemahaman tentang pola yang berlaku pada peluluhan fonem akan memudahkan orang untuk menentukan mana bentuk kata berimbuhan yang tepat. Dari hasil membaca beberapa literatur, menyelisik entri rambang terkait dalam kamus, serta masukan dari Bu Junaiyah H.M. dan Mas Imam J.P., saya mencoba menyimpulkan aturan peluluhan fonem pada pembentukan kata berimbuhan meng- dan peng- sebagai berikut.

    Huruf pertama kata dasar berawalan k, p, s, dan t yang diikuti oleh vokal akan luluh jika mendapat awalan meng- atau peng-. Contoh: mengenai (kata dasar: kena), memukul (kata dasar: pukul), menyalin (kata dasar: salin), dan menari (kata dasar: tari).
    Huruf pertama kata dasar berawalan p yang diikuti oleh konsonan tetap akan luluh jika mendapat awalan peng-. Contoh: pemroses (kata dasar: proses), pemrogram (kata dasar: program), dan pemrotes (kata dasar: protes).
    Catatan #1: Memperhatikan vs memerhatikan. Lema perhati dengan turunan memerhatikan ditemukan di Malay Concordance Project dan KBBI III. Di KBBI IV lema ini diarahkan ke hati dengan bentuk turunan memperhatikan. Perdebatan mengenai hal ini cukup sengit, tapi saya cukup sreg dengan pilihan KBBI IV dan memutuskan untuk tidak memperdebatkan lagi hal ini.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101