Fungsi S,P,O,Pel, dan K dalam Kalimat



S, P, O, Pel., dan K

Fungsi-fungsi sintaksis dalam kalimat meliputi Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), dan Keterangan (K).

Beberapa ketentuan di bawah ini merupakan konsep-konsep dasar yang akan dipakai sebagai pijakan untuk menentukan fungsi-fungsi sintaksis tersebut:
•Kalimat lengkap sekurang-kurangnya harus memiliki S dan P.
•Fungsi O dan Pel. tidak dapat mendahului P, demikian juga kehadirannya bergantung pada kelas kata yang menduduki P. Kata benda (Nomina) atau kata sifat (Adjektiva.), misalnya, jika menempati fungsi P tidak mungkin diikuti O atau Pel.. Fungsi O atau Pel. harus atau pasti hadir jika P diisi oleh kelas kata kerja (Verba) aktif transitif. Kata kerja aktif transitif dalam kalimat dapat dipastikan merupakan kata kerja yang berawalan me-, tetapi kata kerja berawalan me- tidak selalu berbentuk aktif transitif. Misalnya, kata kerja menangis merupakan kata kerja berawalan me-, tetapi tidak termasuk kata kerja aktif transitif sebab kata menangis tidak menuntut kehadiran O. Berbeda dengan kata kerja menangis, kata kerja menangisi merupakan kata kerja aktif transitif sebab tanpa kehadiran O, kalimat dengan P-nya kata menangisi akan menjadi kalimat tidak lengkap. Misalnya, kalimat Adik menangisi bukanlah merupakan kalimat lengkap. Semestinya kalimat itu diikuti O agar lengkap, misalnya adik menangisi kakaknya.


•Keterangan (K) dalam kalimat kehadirannya tidak wajib. Artinya, tanpa kehadiran fungsi K pun, sebuah kalimat dapat dinyatakan sebagai kalimat lengkap. Misalnya, kalimat adik menangis atau adik menangisi kakaknya sudah merupakan kalimat lengkap. Jumlah fungsi K dalam sebuah kalimat tidak dibatasi dan bergantung kepada kebutuhan penulis/pembuat kalimat untuk memberikan informasi tambahan . Jadi, K dalam sebuah kalimat bisa satu, dua, tiga, atau berapa pun bergantung kepada penulis.
•Dari uraian di atas pun dapat disimpulkan bahwa S, P, O, dan Pel., merupakan unsur inti kalimat, tetapi dengan catatan kehadiran O atau Pel. sangat bergantung pada kelas kata yang menduduki P, sedangkan K merupakan unsur bukan inti kalimat.

Untuk menentukan fungsi-fungsi itu di dalam kalimat, kita dapat menggunakan cara-cara, sebagai berikut:

Menentukan Subjek (S)
Untuk mencari S dalam sebuah kalimat, kita dapat mengajukan pertanyaan siapa (yang)….? jika kalimat itu aktif atau apa (yang)…? jika kalimat itu pasif. Biasanya dengan memasukkan kata tanya tersebut ke dalam kalimat, ada satu atau beberapa kata yang tidak disertakan dalam membentuk pertanyaan. Kata(-kata) yang tersisa itu jika merupakan jawaban atas pertanyaan tersebut maka kata(-kata) itu dianggap menempati fungsi S. Misalnya,
(1) Kakak itu belajar matematika tadi.

Kalimat itu merupakan kalimat aktif jadi untuk menemukan subjeknya kita mempergunakan kata tanya siapa yang…? Sehingga pertanyaannya menjadi
Siapa yang belajar matematika tadi?

Kata(-kata) yang tidak disertakan dalam membentuk pertanyaan itu adalah kakak itu dan ternyata kata(-kata) itu dapat dijadikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Tanya: Siapa yang belajar matematika tadi?
Jawab: Kakak itu.

Dengan demikian, yang menjadi subjek kalimat kakak itu belajar matematika tadi adalah kakak itu.

Perhatikan kalimat-kalimat contoh di bawah ini

(2) Di toko itu tersedia meterai tempel.

Untuk menentukan S kalimat tersebut kita ajukan pertanyaan dengan menggunakan apa yang…? sebab kalimat tersebut merupakan kalimat pasif.
Tanya: Apa yang di toko itu tersedia?
Jawab: Meterai tempel.
Jadi, S kalimat itu adalah meterai tempel.

Menentukan Predikat (P)
Seperti halnya S, P merupakan unsur inti kalimat. Untuk mencari P dalam kalimat, kita dapat mempergunakan cara menegasikan kalimat. Menegasikan kalimat berarti menyatakan kebalikan makna kalimat tersebut yang biasanya ditandai dengan memberi kata bantu tidak atau bukan pada kalimat tersebut.

Misalnya kedua kalimat di atas jika kita diminta menentukan P-nya, kita dapat melakukan cara seperti berikut
(1) Kakak itu belajar matematika tadi.
Bentuk negasi kalimat tersebut adalah
(1a) Kakak itu tidak belajar matematika tadi.
Dengan demikian, P pada kalimat tersebut adalah belajar.

Contoh lain adalah kalimat (2) di atas.
(2) Di toko itu tersedia meterai tempel.
Bentuk negasi kalimat tersebut adalah
(2a) Di toko itu tidak tersedia meterai tempel.

Perhatikan kalimat (3) di bawah ini!
(3) Ibu Fitri guru teladan.
Untuk menentukan S-nya, kita ajukan pertanyaan.
Tanya: Siapa(kah) guru teladan?
Jawab: Ibu Fitri.

Bentuk negasi kalimat tersebut adalah
(3a) Ibu Fitri bukan guru teladan.

Jadi, kalimat (3) tersebut memiliki S-nya Ibu Fitri dan P-nya guru teladan.

Menentukan Objek (O), Pelengkap (Pel)., atau Keterangan (K)
Apabila kita sudah menemukan S dan P sebuah kalimat, berikutnya kita tinggal menentukan O, Pel., atau K. Namun, jika kalimat itu ternyata sudah lengkap hanya dengan adanya S dan P berarti kita tidak mungkin dapat menemukan unsur lainnya. Misalnya kalimat (3) di atas, kalimat itu adalah kalimat yang hanya memiliki S dan P, tidak mungkin ada O, Pel., atau K.

Kalimat (1) dan (2) masih menyisakan bagian yang harus ditentukan menentukan unsur apa. Dalam situasi ini, kita dapat melakukan cara sebagai berikut:
Misalkan kita perhatikan kalimat (1)

(1) Kakak itu belajar matematika tadi.

Sudah kita ketahui S kalimat itu adalah kakak itu dan P-nya adalah belajar. Berarti sekarang kita tinggal menentukan apakah matematika dan tadi dalam kalimat itu O, Pel., atau K. Pertama kali kita pindahkan kata matematika ke depan kata kakak atau belajar, berarti kalimat itu akan menjadi

(1b) Matematika kakak belajar tadi.
(1c) Kakak matematika belajar tadi.

Baik kalimat (1b) maupun kalimat (1c) bukanlah kalimat yang dapat diterima. Dengan demikian, kata matematika dalam kalimat tersebut tidak dapat mendahului P kalimat tersebut (belajar) sehingga kita dapat menduga kata matematika kemungkinan menempati unsur O atau Pel., tetapi tidak mungkin menempati unsur K. Jika kita melihat jenis kata pada P-nya, terlihat bahwa P kalimat tersebut adalah belajar yang merupakan kata kerja aktif intransitif sebab berawalan ber- bukan berawalan me- yang merupakan cirri kata kerja aktif transitif. Jadi, kata matematika pada kalimat tersebut menempati fungsi Pel.

Berikutnya kita coba menerapkan cara tersebut kepada kata tadi.
(1d) Tadi kakak iti belajar matematika.
(1e) Kakak itu tadi belajar matematika.
Ternyata kalimat (1d) dan (1e) dapat diterima sebagai sebuah kalimat sempurna, bahkan ketika kata tadi dihilangkan menjadi kakak itu belajar matematika kalimat tetap dapat diterima. Sebab itu, kata tadi pada kalimat tersebut menempati fungsi K.

Perhatikan kalimat (2) kembali!
(2) Di toko itu tersedia meterai tempel.
Kalimat itu ber-S meterai temple dan ber-P tersedia. Bagian di toko itu ternyata dapat dihilangkan dan kalimat tetap sempurna. Kalaupun kita pindah ke belakang sehingga kalimat menjadi

(2b) Tersedia meterai temple di toko itu.

Kalimat tersebut tetap dapat diterima. Karena itu, dapat kita simpulkan bahwa di toko itu menempati K. Penanda lain bahwa di toko itu menempati K adalah adanya kata depan (preposisi) di. Kata depan secara umum mencirikan bahwa bagian tersebut menempati K sebuah kalimat.

Tip Cara Cepat
Menentukan pola sebuah kalimat dapat dilakukan dengan mencermati kata kerja pada predikatnya. Jika P kalimat itu merupakan kata kerja transitif, dapat dipastikan kalimat itu mempunyai objek.
Misalkan:

Pak Iman membeli rumah di Jakarta Timur.

Kalimat di atas sepola dengan kalimat
(A) Fadli berjualan beras di Pasar Induk Cipinang.
(B) Mereka bertemu kakaknya tadi pagi.
(C) Ayah membaca majalah di ruang depan.
(D) Mereka pergi ke Bandung minggu lalu.
(E) Pencuri itu tertangkap minggu lalu.

Predikat kalimat soal adalah membeli yang merupakan kata kerja transitif sebab kata tersebut berawalan me-. Karena itu, dapat dipastikan kalimat tersebut memiliki objek sehingga kalimat yang sepola dengan kalimat itu tentu harus memiliki objek. Sebuah objek pasti berada di belakang P yang berupa kata kerja berawalan me-. Dari pilihan jawaban yang tersedia ternyata hanya jawaban (C) yang memiliki kata kerja berawalan me- maka dapat dipastikan jawaban (C) juga memiliki O. Dengan demikian, jawaban (C) memiliki pola yang sama dengan kalimat soal.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101