Kalimat Inti


Pengertian Kalimat Inti
Pembahasan tentang kalimat inti pada dasarnya berkaitan dengan S, P, O, Pel., dan K. Pada Bab S, P, O, Pel., dan K dijelaskan bahwa unsur inti kalimat meliputi S, P, dan O atau Pel., tetapi kedua unsur terakhir kehadirannya bergantung pada jenis kata yang menempati P. Sebaliknya, unsur K tidak termasuk ke dalam unsur inti kalimat.

Lalu, apa yang dimaksud dengan kalimat inti? Kalimat inti memiliki ciri-ciri:
• Hanya terdiri atas unsur inti kalimat (S, P, O/Pel.);
• Unsur-unsur inti itu selalu berupa kata, tidak mungkin berupa kelompok kata;
• berpola kalimat normal (SP), bukan kalimat inversi (PS);
• Berupa kalimat berita; dan
• Tidak dalam bentuk kalimat negatif

Contoh:
(1) Ibu pergi.
S P

(2) Kakak membaca majalah.
S P O

(3) Ibu berjualan beras.
S P Pel.

Ketiga kalimat di atas termasuk kalimat inti sebab dapat memenuhi ciri-ciri kalimat inti sebagaimana disebutkan di atas.


Mentransformasikan Kalimat Inti
Sebuah kalimat inti dapat ditransformasikan menjadi kalimat transformasi atau kalimat luas dengan mengubah ciri-cirinya, tetapi dengan tetap mempertahankan kata pada S dan P sebagai intinya.

Kalimat Inti: (2) Kakak membaca majalah.
Kalimat-kalimat di bawah ini merupakan hasil transformasi dari kalimat tersebut.
(2a) Kakak membaca majalah?
(2b) Kakak membaca majalah tadi.
(2c) Kakak saya yang paling tua membaca majalah tadi.
(2d) Kakak tidak membaca majalah.
(2e) Membaca majalah, kakak.
(2f) Kakak membaca majalah saat hujan turun dengan deras.

Kalimat (2a) sampai dengan (2f) merupakan kalimat hasil transformasi dari kalimat (2) kakak membaca majalah. Jika diperhatikan kalimat (2a) sampai dengan (2f), memiliki inti S dan P yang sama dengan kalimat (2), S masih tetap diisi kata kakak dan P diisi oleh kata membaca.

Perhatikan kalimat di bawah ini!
(4) Kakak yang membaca majalah itu sangat baik.

Apakah kalimat (4) di atas merupakan hasil transformasi dari kalimat (2)? Bila kalimat di atas diteliti fungsi-fungsinya terlihat bahwa kata kakak sebagai S, yang membaca majalah itu sebagai K yang menjelaskan S, dan sangat baik sebagai P. Jadi, kalimat itu bukan berasal dari kalimat (2), melainkan berasal dari kalimat Kakak baik.

Menentukan Kalimat Inti
Dalam kenyataan sehari-hari kita lebih sering bertemu dengan kalimat luas, yaitu kalimat inti yang sudah ditransformasikan dengan cara menambahkan kata atau fungsi pada kalimat tersebut. Dengan demikian, sebuah kalimat luas dapat dikembalikan menjadi kalimat inti.
Proses mengembalikan sebuah kalimat luas menjadi kalimat inti perlu memperhatikan hal-hal, sebagai berikut
• Kalimat luas bisa berbentuk kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Sebuah kalimat baik tunggal maupun majemuk pasti memiliki klausa bebas atau klausa utama. Perlu diketahui klausa ada dua jenis: (1) klausa bebas/klausa utama/induk kalimat, dan (2) klausa terikat/klausa sematan/klausa bawahan/anak kalimat. Ciri klausa terikat adalah adanya konjungsi subordinatif di awal klausa tersebut. Dibandingkan dengan klausa terikat, klausa bebas merupakan bagian terpenting sebuah kalimat. Karena itu, kalimat inti atau inti kalimat terletak pada klausa bebas kalimat tersebut.
• Sebab kalimat inti terdiri atas unsur inti kalimat (S, P, O, atau Pel.), unsur bukan inti kalimat harus diabaikan. Unsur K sebuah kalimat biasanya (1) berupa klausa terikat yang diawali konjungsi subordinatif yang bukan bahwa; (2) berupa frase preposisional yaitu frase yang diawali preposisi; dan (3) berupa kata yang dapat mendahului P dan kehadirannya dapat ditiadakan.
• Kalimat inti adalah kalimat yang unsur S, P, O, atau Pel berupa sebuah kata, bukan frase. Karena itu, jika unsur-unsur itu masih berupa frase, kita harus menentukan mana kata yang menjadi inti dan kata yang bukan inti frase itu. Kita hanya memerlukan intinya, sedangkan yang bukan inti harus kita abaikan.

Perhatikan contoh menentukan kalimat inti berikut ini
Ketika pertemuan itu berlangsung di Jakarta, beberapa tokoh pemuda yang berasal dari daerah tersebut telah dipilih untuk menjadi pimpinan organisasi itu meskipun beberapa orang di antaranya menyatakan keberatannya.

Untuk menentukan asal kalimat luas di atas, lakukan langkah-langkah seperti di bawah ini:
Tentukan konjungsi subordinatif pada kalimat tersebut agar kita dapat menandai klausa terikatnya. Konjungsi subordinatif yang terdapat pada kalimat itu adalah ketika, yang, untuk, dan meskipun. Jadi klausa terikat kalimat tersebut adalah:
ketika pertemuan itu berlangsung di Jakarta;
yang berasal dari daerah tersebut;
untuk menjadi pimpinan organisasi itu
meskipun beberapa orang di antaranya menyatakan keberatannya.

Setelah memisahkan klausa terikatnya, kita mendapatkan klausa bebas kalimat tersebut, yaitu
beberapa tokoh pemuda telah dipilih
S P
Sebab S=beberapa tokoh pemuda dan P=telah dipilih merupakan sebuah frase, langkah selanjutnya adalah menentukan mana unsur inti dan bukan inti pada frase tersebut. Menentukan inti dan bukan inti sebuah frase dapat menggunakan hukum D-M, di mana D=Diterangkan=inti, pokok, pangkal frase itu, sedangkan M=menerangkan=atribut, penjelas, aksesori frase tersebut.

beberapa tokoh pemuda
M D M

telah dipilih
M D

Jadi, inti frase beberapa tokoh pemuda adalah tokoh, sedangkan telah dipilih adalah dipilih.

Dengan demikian, kalimat inti Ketika pertemuan itu berlangsung di Jakarta, beberapa tokoh pemuda yang berasal dari daerah tersebut telah dipilih untuk menjadi pimpinan organisasi itu meskipun beberapa orang di antaranya menyatakan keberatannya adalah Tokoh dipilih.


Tip Cara Cepat
Dengan memahami klausa terikat dan frase preposisional, kita dapat menyederhanakan proses pencarian kalimat inti dengan mencoret klausa terikat dan frase preposisional dari kalimat jika memang ada. Demikian juga, mengetahui mana D dan M sebuah frase membantu kita dalam menentukan inti kalimat.


Ketika pertemuan itu berlangsung di Jakarta, beberapa tokoh pemuda yang berasal dari
M D M
daerah tersebut telah dipilih untuk menjadi pimpinan organisasi itu meskipun beberapa
M D
orang di antaranya menyatakan keberatannya.

Yang tidak tercoret merupakan inti kalimat tersebut, yaitu tokoh dipilih.

Komentar

  1. Subhanallah, sip Pak Insan, keren. Trima kasih ilmunya.

    BalasHapus
  2. terima kasih Pak Insan untuk informasinya,,,mantab.....

    BalasHapus
  3. Kang Insan, tentu ingat saya (Kusen, temannya Asep Sondi Nugroho, Rawamangun). Kebetulan saya sedang brosing tentang kalimat inti. Ee...nyasar di blognya Kang Insan. Saya pun menjelaskan tentang kalimat inti seperti yang Kang Insan jelaskan dalam blog.Ingat ada lima Pola Dasar Kalimat Inti (PDKI-nya Parera) Tetapi, pada beberapa pendapat mengatakan bahwa kalimat inti hanya terdiri atas S dan P saja! Pada soal-soal UN pun seringkali memunculkan "penyepakatan atas hanya S dan P saja. Sebenarnya, pada bagian lain ada yang dimaksud dengan inti kalimat. Bagaimana komentar Kang Insan? Oh ya, kalau tidak salah Parera menyebuitnya gatra (GN = gatra nomen) bukan kata sehingga acapkali juga memunculkan frase untuk satu gatra. Tetapi Keraf menyebutkan frase (tiap unsur intinya). Apa betul hanya satu kata tiap unsurnya atau bisa satu frase? Maaf, kebetulan saya sering menghadapi masalah ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aih..saya ingat Pak Kusen, yang tinggi dari Cirebon 'kan? hehehe Apa kabar, Pak? Semoga sehat dan terus sukses. Konsep yang pakai di atas (oleh saya) mengacu kepada data-data kalimat inti yang sering muncul dalam tes-tes formal, seperti SPMB, SNMPTN, dan Simak UI. Tentang kalimat inti hanya SP saja adalah pendapat Keraf, yang tampaknya sudah mulai ditinggalkan dalam soal-soal tes itu. Namun, tetap pertama-tama yang harus dijadikan dasar adalah SP. PDKI-nya Parera itu berbeda dengan pola kalimat. Pola kalimat inti paling-paling SP dan SPO, tetapi jika POLA DASARnya maka kita harus melihat kelas kata pengisi S dan P itu. Nah, kalimat inti biasanya hanya satu kata saja yang diambil pada tiap fungsi, sebaliknya jika inti kalimat bisa berupa frasa atau gatra itu.

      Hapus
  4. top banget buat persiapan sbmptn :)

    BalasHapus
  5. assalamu alaikum kak Insan.. ini salah satu materi yang bikin saya tiba-tiba jatuh cinta sama Bahasa Indonesia.. hahaha *hiperbola* makasih kak :) ini jadi referensi saya untuk meneruskan sentuhan materi ini pada adik tercinta. super deh Pak Insan. oia Pak, bisa ditambahin beberapa latihan buat uji coba pak :)

    BalasHapus
  6. big thanx bro,, finally tugas saya selesai *fiuhhhh

    BalasHapus
  7. Kak saya mau nanya.. apakah semua kalimat dapat ditransformasikan?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101