TAKSA, AMBIGU, DAN AMBIVALENSI

Bagi mereka yang menggeluti soal-soal tes bahasa Indonesia untuk Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri, sejak masuk proyek perintis, sipenmaru, UMPTN, SPMB, dan SNMPTN, ada tiga kata yang mempunyai maksud yang sama, yaitu TAKSA, AMBIGU, dan AMBIVALENSI. Ketiga kata itu mengacu pada makna 'konstruksi yang memiliki makna lebih dari satu'. Namun, perlu dicatat satuan yang terjadi paling keci pada level frasa, bukan kata. Untuk kata terjadi yang namanya polisemi.

Contoh frasa yang ambigu: Lukisan Affandi; maknanya (1) lukisan diri Affandi; (2) lukisan yang dibuat Affandi; dan (3) lukisan milik Affandi.
Pembicaraan tentang taksa, ambigu, dan ambivalensi termasuk ke dalam materi KALIMAT BAKU.
Contoh lain: ayah membeli tiga karung beras; tiga karung beras dapat bermakna (1) beras sebanyak tiga karung (2) tiga buah karung beras.
Keambiguan bisa terjadi sebab pemakaian kata peggolong, seperti buah, orang, karung, atau kata benda yang difungsikan bagai kata pnggolong.
Kalimat, "Bakar tiga truk rokok itu!, apa maknanya? Apa yang dibakar? Tiga truk yang mengangkut rokok itu? Ataukah, rokok yang sebanyak tiga truk?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101