CITARUM


Setiap hari ada ribuan orang menyeberangi Sungai Citarum. Di Rengasdengklok, menyeberangi Citarum berpindah dari satu kabupaten ke kabupaten lain. Tak terbayangkan sudah berapa juta kali orang menyeberanginya. Tapi, Citarum tetap sebuah sungai. Airnya mengalir dari hulu ke hilir.
Bisa jadi sekarang Citarum kurang cantik. Banyak limbah mengalir terbawa airnya. Dulu jika orang menyeberangi Citarum, senang sekali membasuh muka dengan airnya. Tapi, kini rasanya jarang orang melakukannya. Mungkin takut tercemar. Tak ada lagi orang berperahu menyelusuri sungai. Perahu juga sangat jarang. Yang ada adalah eretan. Tidak bisa disebut perahu meskipun mengapung. Sebab, perahu berbentuk dan berdayung. Eretan hanya papan yang mengapung dijalankan dengan menarik kawat yang terbentang. Perahu hanya orang yang menaikinya, sedangkan eretan bukan hanya orang, motor, bahkan mobil juga ikut.
Citarum menyimpan cerita karuhun. Sekarang Citarum sering murka. Membanjiri kampung yang dilewatinya. Entah apa maknanya. Yang jelas penghormatan terhadap Citarum sudah berkurang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101