Padamu Bunda: Sebuah Himne

Bundaku,
ingin kutanyakan padamu,
telah aku warisi kecantikan wajahmu,
tapi bisakah aku miliki kecantikan hatimu?
Lelah, tentu saja kau rasakan, ketika kau asuh diriku.
Namun, aku tidak pernah mendengar keluh kesahmu.
Padaku selalu kau berikan senyum termanis,
padahal aku telah nakal meretakkan hatimu.

[“Ibu, kapan kau tidur?” tanyaku.
“Sebentar lagi, Nak, setelah jahitan ini selesai,” jawabmu
sambil kau selimuti diriku, di suatu malam ketika bulan membiru kedinginan.]

Bapakku,
aku tahu kau selalu berusaha menaklukkan waktu.
Sedikit waktumu istirahat, gurat lelah pada wajahmu sulit dihitung.
Namun, kau selalu saja pulang
dengan membawa senyum sehangat dan senyaman matahari pagi
hingga kami di rumah kembali cerah bagai kupu-kupu yang berlarian pada bunga.

[“Bapak, kapan akan tidur?” tanyaku.
“Sebentar lagi, Nak, setelah jahitan ibumu selesai ” Jawabmu sambil kau elus kepalaku,
di suatu malam ketika bintang-bintang tercemari awan.]

Mamaku, lihatlah!
Telah aku selesaikan apa yang kuharapkan,
berdiri tegak di bawah panji-panji kebijakan dan mata air kehidupan,
tapi aku akan selalu belajar padamu, memaknai hidup dengan cinta
dan menyemaikannya dengan kasih sayang.

[“Mama, kapan akan tidur?” tanyaku.
“Sebentar lagi, Nak, setelah dongeng ini menidurkanmu,” jawabmu
sambil kau usir seekor nyamuk dari tanganku
di suatu malam ketika sebuah bintang jatuh tak kusadari
mengiringi doaku.]

Papaku, lihatlah!
Aku telah berhasil melewati luasnya sungai dambaan,
meraih akar harapan, dan mencicipi puncak tujuan.
Namun, aku akan selalu belajar padamu,
menaklukkan waktu, menghangatkan rumahku.
[“Papa, kapan akan tidur?” tanyaku.
“Sebentar lagi, Nak, setelah ibumu selesai mendongeng untukmu,” jawabmu
sambil kau ajak aku membaca doa untuk tidur,
di suatu malam ketika ribuan malaikat tak kusadari turun ke bumi.]

[Nak, sekarang maukah kau kudongengkan tentang Pangeran dan Putri?
Baiklah. Zaman dulu kala ada Puteri yang cantik jelita
sedang mendengarkan dongeng dari ibunya….]


-----
Kenari II, 28 Februari 2008

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101