Catatan Ringan tentang J.D. Parera

J.D. Parera kependekan dari Jose Daniel Parera, punya nama alias Kelana Bahasa, salah satu dari sedikit dosen UNJ--dulu IKIP Jakarta--yang produktif menulis buku. Zaman saya kuliah dulu--seingat saya--dosen Bahasa dan Sastra Indonesia yang pernah menerbitkan buku adalah J.D. Parera dan Abdul Chaer (linguistik), Brahim (drama), Mbiyo Saleh (fiksi), Sabarti Akhadiah, Sakura Ridwan, Maedar Arsyad (bertiga menyusun buku kemahiran menulis). Tapi, ada nama lain yang juga menulis modul belajar yang dipakai untuk mahasiswa UT.
J.D. Parera mungkin dosen yang paling "aneh" atau "nyentrik". Mungkin, beliau yang paling banyak dikenang oleh mahasiswanya dengan keanehan sikap maupun pemikirannya. Dengan merujuk pada konsep paradigmatik dan sintagmatik, Parera mengkritik bentukan polisi wanita (polisi wanita), sebab mengacu pada bentuk yang ada seperti wanita angkatan darat (kowad0, wanita angkatan laut (kowal), dan wanita angkatan udara (kowau), maka seharusnya wanita polisi (wanpol). Bentukan yang sudah ada yang lain adalah polisi lalu lintas yang bermakna 'polisi yang mengurusi lalu lintas', berarti kalau polisi wanita dapat bermakna 'polisi yang mengurusi wanita'. Dengan runtut pemikiran yang sama, Parera mengusulkan WANITA PENGUSAHA, bukan pengusaha wanita untuk organisasi yang didirikan oleh Dewi Motik.
Contoh lain yang dikritik oleh Parera adalah bulutangkis, menurutnya seharusnya tangkis bulu, sebab bentuk lain yang sudah ada, seperti lempar lembing, sepak bola, lempar cakram berparadigma VERBA diikuti NOMINA, nah bulutangkis justru NOMINA dulu diikuti VERBA. Sebab itu, menurut Parera, yang betul adalah TANGKIS BULU.

Komentar

  1. Betul.. Beliau adalah orang yang tidak akan mudah dilupakan, walaupun saya hanya satu semester diajar oleh beliau, tetapi ingatan saya ttg cara mengajarnya sangat kuat. Beliau orang yang sangat disiplin waktu.

    *jadi kangen pak Parera

    BalasHapus
  2. Saya Yayuk Pratamawati lulusan IKIP 1996, saya sampai kapalan ikut parera selama 10 matakuliah. Pengajarannya tidak saya lupakan bahkan cara itulah yang saya terapkan dalam saya mengajar di MTs. Attahiriyah Penggilingan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beda Inti kalimat dan Kalimat Inti

pemakaian titik dua (:)

Soal SNMPTN 2008: Kode 101