Saat saya sedang menyiapkan powerpoint untuk pelajaran di kelas saya, seorang rekan guru terdengar berkata, "Selalu...selalu saja, sudah diberi tahu jangan koma di sana, eh, tetap saja koma di sana!"
"Siapa, Pak?" tanya saya.
"Anak-anak," jawabnya.
"Banyak anak-anak yang koma, Pak?"
"Bukan...bukan anak-anak yang koma. Anak-anak selalu salah meletakkan tanda baca koma."
"O, begitu. Memang, kalimatnya bagaimana?"
"Saya bilang pakailah tanda koma sesuai dengan intonasi baca. Bukan begitu, Pak?" tanya Pak Guru itu.
Saya tersenyum.
"Lho, jadi pernyataan saya salah, Pak?" Seolah dia tahu maksud senyum saya.
"Yang saya ketahui, Pak, di ejaan kita, tidak ada penjelasan pemakaian tanda baca koma harus mengikuti intonasi baca kita dalam kalimat," terang saya.
"Nah, nah, guruku dulu salah dong."
"Kalau guru tidak salah, Pak. Biasanya, mereka hanya khilaf."
"Ya, ya, say...